Minggu, 13 Juli 2014

Pedang Agama...

Kenapa Pedang Agama???





Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh

Puji syukur ke hadirat Allah Azza Wa Jalla, atas segala limpahan karunia dan rahmad-Nya,
Sholawat serta salam kepada junjungan Nabi Allah Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam.


Sebelumnya terimakasih  banyak atas kesediaan mampir di blog kami, salam perkenalan, salam hangat untuk semua. Adapun sebelum blog ini terbentuk, terlebih dahulu saya memiliki akun blog dari situs blog lain, yaitu http://rurun85ceria.multiply.com yang saya buat sejak tahun 2010 s/d 2013, namun entah dengan alasan kenapa, semua blog di situs tersebut yang tidak bertujuan untuk profit alias media penjualan online secara tiba-tiba dihapus (hiks.. nasib blogger gretongan :( tanpa saya sempat memback-up semua data-data yang telah terposting)...

Namun, setiap peristiwa pasti ada hikmah disebaliknya. Saya rasa begitu, karena di blog baru saya ini, sedikit lebih berbeda baik dari segi penampilan maupun contens.  Mungkin yang dulu-dulu lebih terkesan centil, ababil, gokil, dan unyu-unyu :P insyaAllah saya berharap dalam pembuatan blog kali ini bisa lebih matang dan dewasa, serta bisa menambah wawasan saya tentang Islam, Aaamiin Ya Rabbal 'Alamin.

Kenapa Saya Ambil Judul PEDANG AGAMA???

Tanya kenapa???

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa saya mengambil tema kali ini adalah Pedang Agama.

Hal pertama adalah saat blog ini dilahirkan (tepatnya di tengah kota Jambi pada tanggal 15 Ramadhan 1435 H) pada saat yang sama pula, di belahan bumi seberang, bumi Palestina, tepatnya di Gaza, telah 6 hari ini diserang oleh Israel, yang mana telah menewaskan hampir 120 nyawa baik warga sipil dan bahkan anak-anak tak berdosa. Meskipun, untuk era saat ini, bukan semata-mata pedang yang mereka gunakan untuk melawan, bahkan tentara Palestina, Hammas dengan sayap militer Al Qassamnya telah mampu melancarkan serakat roketnya ke titik-titik Israel. Menelisik masa lalu, masih ingatkah kita dengan perjuangan mereka di era 90-an, yang hanya dengan bersenjatakan batu, mereka berusaha melawan tetara Israel dengan buldozer dan senjata-senjata berat mereka. Semangat Intifada... sedikitpun mereka tidak takut mati, karena bagi mereka, mati adalah awal kehidupan di surga, dengan menjadi syuhada. Itulah yang membedakan tentara Israel dengan tentara Islam. Tentara Israel (Yahudi) berperang untuk bertahan hidup, sementara tentara Islam berperang untuk mati. Mati untuk Islam, mereka menjadikan diri mereka sebagai tombak, sebagai pelor, sebagai pedang bagi kemenangan Islam, mewakili umat Islam se dunia. Mereka mempertaruhkan nyawa dan keluarganya demi mempertahankan tanah wakaf umat Islam, yang didalamnya terdapat Masjid al Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam. Bahkan, untuk menjadi bagian dari tentara Islam, syaratnya harus hafal 30 juz dan solat subuh berjamaah lebih dari 40 hari berturut-turut, Subhanallah. Hal itulah yang selama ini menggetarkan tentara Israel, dan bahkan tak luput anak-anak kecil yang notabene penerus penghafal Alquran menjadi sasaran dari amukan bom mereka. Merekalah tentara Islam, Pejuang Islam, Pedang bagi Agama Islam sekaligus Umat Islam di dunia. 

Hal kedua, Islam adalah agama yang Indah, agama yang damai dan mengajarkan perdamaian.  Dalam Alquran, Allah Azza Wa Jalla memberikan tuntunan berdakwah dengan 3 (tiga) cara, yaitu bil hikmah, mau'izhotil hasanah wa jaadilhum billati hiya ahsan. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik..." (QS. An-Nahl 125) Namun ketika Islam ditindas, adalah kewajiban bagi umat muslim untuk membelanya. Bahkan Rosulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam pun adalah seorang panglima perang yang gagah berani dan hampir selalu memenangkan peperangan yang dipimpinnya. Pedang adalah senjata utama yang dipakai Rasulullah kala itu, bahkan Rasul mempunyai 9 pedang yang dipakainya saat berperang. Adapun yang terjadi pada saat ini, sudah diprediksi oleh Rasul, dalam hadistnya Rasulullah menyebutkan, "Telah berkumpul umat-umat untuk menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang makan berkumpul menghadapi piringnya". Para sahabat berkata : "Apakah pada saat itu kami sedikit wahai Rasulullah?" Beliau menjawab : "Tidak, pada saat itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn" Mereka berkata "Apakah penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab "Cinta dunia dan takut akan mati" (HR Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud N0.3745)

Hal ketiga, lebih bersifat khusus dan pribadi, dimana Saif ad-Din atau Pedang Agama, demikian nama lainnya, adalah pelengkap jiwa saya, penyempurna ibadah saya, separuh agama saya, taman surga di dunia. Lebih dari itu, dalam menapaki sisa usia, bersama kami saling menasihati untuk taat, mengikuti hukum-hukum yang termaktub dalam Alquran dan Assunnah. "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula bagi wanita yang beriman, apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata." (Al-Ahzab 36).

Wallahua'lam, semoga apa yang saya postkan ini bermanfaat, minimal menjadi pengingat bagi diri saya pribadi, aamiin :)

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh




(dikutip dari berbagai sumber)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar